Batik Jetis Sidoarjo dan Sejarahnya

   ANDIKA YOSI WAHYUDI

NIM 230531100035

ILMU KOMUNIKASI 

KELAS A




    Batik adalah karya budaya anak bangsa yang mendunia dan sampai saat ini tetap dilestarikan. Unesco telah mengakui batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi (Master pieces Of The Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 02 Oktober 2009. Batik di Indonesia tersebar di beberapa daerah dengan ciri khasnya masing masing daerahnya, seperti Solo, Madura, Cirebon, Kulon Progo, Jogja, Sidoarjo, dan lain-lain.

   Salah satu batik tulis yang terus dikembangkan di dusun jetis adalah batik tulis jetis. Batik Tulis Jetis berkembang di dusun jetis dan pekauman kelurahan Lemahputro Sidoarjo. Sidoarjo adalah sebuah kabupaten yang berada di Jawa Timur, berbatasan dengan kota Surabaya. Sidoarjo adalah kota yang termasuk dalam kawasan gerbang kertasusila.

    Sebenarnya industri batik jetis sudah ada sejak tahun 1675, konon dibawa oleh seorang keturunan Raja Kediri yang lari ke Sidoarjo karena dikejar oleh Belanda. Beliau adalah mbah Mulyadi salah satu orang yang disebut sebagai motivator bagi penduduk Jetis, untuk mengembangkan budaya membatik yang menjadi salah satu kegiatan ekonomi di wilayah Jetis, Batik Jetis merupakan salah satu sumber pencaharian bagi warga setempat. Dulu sekitar tahun 1900an pengusaha batik di dominasi warga keturunan cina,sedangkan masyarakat setempat hanya sebagai buruh, tetapi secara perlahan masyarakat sempat bisa membuka usaha batik rumahan dan menjadi salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat setempat.

    Bupati Win Hendarso meresmikan desa Jetis sebagai Sektor Pariwisata Kampung Batik Jetis pada tahun 2008.  Beberapa jenis batik Jetis yang tetap eksis sampai saat ini seperti Batik Kastum, Batik Amri, Batik Daun, Batik Adam, Batik Namiroh, Batik Maduratna dan lain lain. Dampak adanya industri batik Jetis salah satunya adalah meningkatnya kesejahteraan pengerajin batik Jetis dan masyarakat Jetis semakin sadar untuk mengembangkan batik Jetis di lingkungan sekitar.

Komentar

  1. Kritik dan saran:
    1. Dalam penulisan pada paragraf awal atau pembuka perlu sedikit ditambahkan kata-kata atau kalimat yang diperlukan seperti basa basi sedikit agar tdk langsung pada pokok pembahasan atau topik bahasan.
    Contoh: Semua org di Indonesia pasti mengenal kata Batik. Karena Batik selalu identik dengan masyarakat Indonesia.
    Setelah kalimat pembuka tersebut baru masuk ke inti topik yang ingin dibahas.
    Untuk isi dari inti makalah sudah tepat dan bagus.
    2. jika terdapat kata asing dalam kalimat, seharusnya kata tersebut dimiringkan/di italic
    3. isi sudah bagus, cukup paham dengan tata cara penulisan bahwa setiap paragraf harus mengandung minimal 3 kalimat.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesenian di Sidoarjo

Sungkem dan Makna dalam Adat Jawa